8 Kota Tangerang Selatan

Kota Tangerang Selatan adalah sebuah kota yang terletak di Tatar Pasundan Provinsi Banten, Indonesia. Kota ini terletak 30 km sebelah barat Jakarta dan 90 km sebelah tenggara Serang, ibu kota Provinsi Banten. Kota Tangerang Selatan berbatasan dengan Kota Tangerang di sebelah utara, Kabupaten Bogor (Provinsi Jawa Barat) di sebelah selatan, Kabupaten Tangerang di sebelah barat, serta Daerah Khusus Ibukota Jakarta di sebelah timur. Dari segi jumlah penduduk, Tangerang Selatan merupakan kota terbesar kedua di Provinsi Banten setelah Kota Tangerang serta terbesar kelima di kawasan Jabodetabek setelah Jakarta, Bekasi, Tangerang, dan Depok. Wilayah Kota Tangerang Selatan merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Tangerang.

Sejarah
Pada masa penjajahan Belanda, wilayah ini masuk ke dalam Karesidenan Batavia dan mempertahankan karakteristik tiga etnis, yaitu suku Sunda, suku Betawi, dan Tionghoa.
Pembentukan wilayah ini sebagai kota otonom berawal dari keinginan warga di kawasan Tangerang Selatan untuk menyejahterakan masyarakat. Pada tahun 2000, beberapa tokoh dari kecamatan-kecamatan mulai menyebut-nyebut Cipasera sebagai wilayah otonom. Warga merasa kurang diperhatikan Pemerintah Kabupaten Tangerang sehingga banyak fasilitas terabaikan.
Pada 27 Desember 2006, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tangerang menyetujui terbentuknya Kota Tangerang Selatan. Calon kota otonom ini terdiri atas tujuh kecamatan, yakni, Ciputat, Ciputat Timur, Pamulang, Pondok Aren, Serpong, Serpong Utara dan Setu.
Pada 22 Januari 2007, Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Tangerang yang dipimpin oleh Ketua DPRD, Endang Sujana, menetapkan Kecamatan Ciputat sebagai pusat pemerintahan Kota Tangerang Selatan secara aklamasi.
Komisi I DPRD Provinsi Banten membahas berkas usulan pembentukan Kota Tangerang Selatan mulai 23 Maret 2007. Pembahasan dilakukan setelah berkas usulan dan persyaratan pembentukan kota diserahkan Gubernur Ratu Atut Chosiyah ke DPRD Provinsi Banten pada 22 Maret 2007.
Pada 2007, Pemerintah Kabupaten Tangerang menyiapkan dana Rp 20 miliar untuk proses awal berdirinya Kota Tangerang Selatan. Dana itu dianggarkan untuk biaya operasional kota baru selama satu tahun pertama dan merupakan modal awal dari daerah induk untuk wilayah hasil pemekaran. Selanjutnya, Pemerintah Kabupetan Tangerang akan menyediakan dana bergulir sampai kota hasil pemekaran mandiri.
Pada 29 Oktober 2008, pembentukan Kota Tangerang Selatan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Indonesia, Mardiyanto, dengan tujuh kecamatan hasil pemekaran dari Kabupaten Tangerang yang telah disetujui oleh DPRD Kabupaten Tangerang pada 27 Desember 2006.

Geografis
Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi Banten yaitu pada titik koordinat 106'38' - 106'47’ Bujur Timur dan 06'13'30' - 06'22'30' Lintang Selatan.
Wilayah Kota Tangerang Selatan diantaranya dilintasi oleh Kali Angke, Kali Pesanggrahan dan Sungai Cisadane sebagai batas administrasi kota di sebelah barat. Letak geografis Tangerang Selatan yang berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta pada sebelah utara dan timur memberikan peluang pada Kota Tangerang Selatan sebagai salah satu daerah penyangga provinsi DKI Jakarta, selain itu juga sebagai daerah yang menghubungkan Provinsi Banten dengan DKI Jakarta. Selain itu, Tangerang Selatan juga menjadi salah satu daerah yang menghubungkan Provinsi Banten dengan Provinsi Jawa Barat.[2]

Batas wilayah
Utara Kota Tangerang
Selatan Provinsi Jawa Barat (Kabupaten Bogor)
Barat Kabupaten Tangerang
Timur Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Topografi
Sebagian besar wilayah Kota Tangerang Selatan merupakan dataran rendah dan memiliki topografi yang relatif datar dengan kemiringan tanah rata-rata 0 – 3% sedangkan ketinggian wilayah antara 0 – 25 m dpl. Untuk kemiringan garis besar terbagi dari 2 (dua) bagian, yaitu :
Kemiringan antara 0 – 3% meliputi Kecamatan Ciputat, Kecamatan Ciputat Timur, Kecamatan Pamulang, Kecamatan Serpong dan Kecamatan Serpong Utara.
Kemiringan antara 3 – 8% meliputi Kecamatan Pondok Aren dan Kecamatan Setu.

Geologi
Kota Tangerang Selatan merupakan daerah yang relatif datar. Beberapa kecamatan memiliki lahan yang bergelombang seperti di perbatasan antara Kecamatan Setu dan Kecamatan Pamulang serta sebagian di Kecamatan Ciputat Timur. Kondisi geologi Tangerang Selatan umumnya adalah batuan alluvium, yang terdiri dari batuan lempung, lanau, pasir, kerikil, kerakal dan bongkah. Jenis batuan ini mempunyai tingkat kemudahan dikerjakan atau workability yang baik sampai sedang, unsur ketahanan terhadap erosi cukup baik oleh karena itu wilayah Kota Tangerang Selatan masih cukup layak untuk kegiatan perkotaan.
Dilihat dari sebaran jenis tanahnya, pada umumnya di Tangerang Selatan berupa asosiasi latosol merah dan latosol coklat kemerahan yang secara umum cocok untuk pertanian/perkebunan. Meskipun demikian, dalam kenyataannya makin banyak yang berubah penggunaannya untuk kegiatan lainnya yang bersifat non-pertanian. Untuk sebagian wilayah seperti Kecamatan Serpong dan Kecamatan Setu, jenis tanah ada yang mengandung pasir khususnya untuk wilayah yang dekat dengan Sungai Cisadane.

Iklim
Keadaan iklim didasarkan pada penelitian di Stasiun Geofisika Klas I Tangerang pada tahun 2010, yaitu berupa data temperatur (suhu) udara, kelembaban udara dan intensitas matahari, curah hujan dan rata-rata kecepatan angin. Temperatur udara berada disekitar 23,4°C – 34,2°C dengan temperatur udara minimum berada di bulan Oktober sebesar 23,4°C dan temperatur udara maksimum di bulan Februari yaitu sebesar 34,2°C. Rata-rata kelembaban udara adalah 80,0% sedangkan intensitas matahari adalah 49,0%. Keadaan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari, yaitu 264,4 mm, sedangkan rata-rata curah hujan dalam setahun adalah 154,9 mm. Hari hujan tertinggi pada bulan Desember dengan hari hujan sebanyak 19 hari. Rata-rata kecepatan angin dalam setahun adalah 4,9 Km/jam dan kecepatan maksimum rata-rata 38,3 Km/jam.

Pemerintahan
Kepala Daerah
HM. Shaleh MT, pejabat wali kota (24 Januari 2009—18 Juli 2010)
H. Eutik Suarta, S.H. pejabat wali kota (18 Juli 2010—24 Januari 2011)
Hidayat Djohari, penjabat wali kota (24 Januari 2011—20 April 2011)
Airin Rachmi Diany sebagai wali kota dan Benyamin Davnie sebagai wakil wali kota (menjabat sejak 20 April 2011)

Perwakilan
DPRD Kota Tangerang Selatan hasil Pemilu 2014 tersusun dari 10 partai politik, dengan perincian sebagai berikut:
Partai Kursi
Lambang Partai Golkar Partai Golkar 9
Lambang PDI-P PDI-P 9
Lambang Partai Gerindra Partai Gerindra 7
Lambang Partai Hanura Partai Hanura 6
Lambang PKS PKS 5
Lambang Partai NasDem Partai NasDem 3
Lambang PKB PKB 3
Lambang PAN PAN 3
Lambang Partai Demokrat Partai Demokrat 3
Lambang PPP PPP 2
Total 50

Pembagian administratif
Tangerang Selatan terdiri atas 7 kecamatan, yang dibagi lagi atas 49 kelurahan dan 5 desa. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008, Tangerang Selatan terdiri atas 7 (tujuh) kecamatan:
Serpong dengan luas 2.404 Ha
Serpong Utara dengan luas 1.784 Ha
Ciputat dengan luas 1.838 Ha
Ciputat Timur dengan luas 1.543 Ha
Pondok Aren dengan luas 2.988 Ha
Pamulang dengan luas 2.682 Ha
Setu dengan luas 1.480 Ha

Nomenklatur Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
NO SKPD
1 Sekretariat Daerah
2 Sekretariat DPRD
3 Dinas Pendidikan
4 Dinas Kesehatan
5 Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air
6 Dinas Tata Kota, Bangunan dan Pemukiman
7 Dinas Pemuda dan Olahraga
8 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
9 Dinas Sosial, Ketenagakerjaan dan Transmigrasi
10 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
11 Dinas Perindustrian dan Perdagangan
12 Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
13 Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
14 Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman
15 Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
16 Inspektorat
17 Satuan Polisi Pamong Praja
18 Badan Lingkungan Hidup Daerah
19 Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan & Keluarga Berencana
20 Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
21 Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
22 Badan Pelayanan Perizinan Terpadu
23 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
24 Badan Penanggulangan Bencana Daerah
25 Kantor Arsip Daerah
26 Kantor Pemadam Kebakaran
27 Kantor Kebudayaan dan Pariwisata
28 Kantor Penanaman Modal Daerah
29 Kantor Perpustakaan Daerah
30 Rumah Sakit Umum Daerah
31 Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI
32 Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Daerah
33 Kecamatan Serpong
34 Kecamatan Serpong Utara
35 Kecamatan Ciputat
36 Kecamatan Ciputat Timur
37 Kecamatan Pondok Aren
38 Kecamatan Pamulang
39 Kecamatan Setu

Perekonomian
Perkembangan PDRB
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku Kota Tangerang Selatan pada tahun 2007 adalah sebesar Rp.5.256.882,05 Juta, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan adalah sebesar Rp.2.768.787,17 Juta. Dengan jumlah penduduk pertengahan tahun 2007 mencapai 1.042.682 orang, PDRB per kapita adalah sebesar Rp.5,042 Juta. Perkembangan PDRB Kota Tangerang Selatan cenderung menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun demikian juga dengan PDRB per kapita. Pada tahun 2007, laju pertumbuhan ekonomi (LPE) adalah sebesar 6,51%. Pada tahun 2003, PDRB per kapita atas dasar harga konstan adalah sebesar Rp.863.517 sedangkan pada tahun 2007 adalah sebesar Rp.1.042.682. Kecamatan yang memberikan kontribusi paling besar adalah Ciputat Timur yaitu sebesar Rp.1.678.739,29 Trilyun atau 31,93% dari total PDRB sedangkan yang terkecil adalah Setu dengan Rp.71.045,74 Trilyun atau 1,35%.

Struktur Ekonomi
Berdasarkan data PDRB tahun 2007, struktur ekonomi Tangerang Selatan didominasi oleh sektor lapangan usaha pengangkutan dan komunikasi (30,29%) dan perdagangan hotel dan restoran (26,81%). Sektor lain yang juga memberikan kontribusi cukup besar adalah jasa-jasa (17,39%) dan bank, persewaan dan jasa perusahaan (15,40%). Lima sektor lain masing-masing memberikan kontribusi di bawah 10%. Struktur ekonomi tersebut menunjukkan bahwa perekonomian Tangerang Selatan didominasi oleh sektor tersier, yaitu pengangkutan dan komunikasi, perdagangan hotel dan restoran, jasa-jasa dan bank, persewaan dan jasa perusahaan, yang memberikan kontribusi hampir 90%. Sektor sekunder (industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih, dan konstruksi) memberikan kontribusi 8,76%, dan sektor primer (pertanian, pertambangan dan penggalian) hanya memberikan kontribusi kurang dari 2%. Jika dilihat kecenderungan sejak tahun 2004 hingga tahun 2007, sektor primer dan sekunder mengecil kontribusinya secara signifikan sedangkan sektor tersier meningkat kontribusinya[3].

Daftar perguruan tinggi
Berikut nama-nama perguruan tinggi yang terdapat di Tangerang Selatan, baik yang dikelola pemerintah maupun swasta.

Perguruan tinggi negeri
Universitas Terbuka, Pondok Cabe
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jl. Ir. H. Djuanda No. 95 Ciputat

Perguruan tinggi kedinasan
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Jl. Bintaro Utama Sektor V
Akademi Meteorologi dan Geofisika, Jl. Pondok Betung Raya

Perguruan tinggi swasta
Institut Teknologi Indonesia, Jl. Raya Puspitek Serpong
Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jl. Ahmad Dahlan Cirendeu Ciputat
Universitas Pamulang
Universitas Pembangunan Jaya
STIE Ahmad Dahlan di Jl H Juanda Ciputat
STIE Bisnis Indonesia di Jl. Pelayangan No. 99, Cilenggang Serpong Tangerang Selatan
STIE Paripurna di Jl. Graha Raya Bintaro Regency, Kayu Gede II no 47, Serpong Tagerang Selatan
Institut Ilmu Alquran, Jl. H. Juanda No. 70 Ciputat
AKPAR Nusantara Ciputat, Jl. Ir.H.Juanda No.68 Ciputat
AMIK BSI Serpong
AMIK BSI Pondok Aren
AMIK BSI Ciputat
AMIK Wahana Mandiri Pondok Cabe
Akademi Refraksi Optisi dan Optometry GAPOPIN, Jl. Pondok Aren Raya No.108A
Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid
Sekolah Demokrasi Kota Tangerang Selatan, Komplek ITC Ruko Golden Road Blok C33 No 9 ITC BSD
Universitas Multimedia Nusantara
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banten, Jl. Rawa Buntu No.10 BSD Serpong
( wikipedia )